BalitaKonsultasi

Tentang Nama Anak

Pertanyaan :

Assalamu’alaikum Wr Wb.

Ibu Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga yang saya hormati, ada yang ingin saya tanyakan terkait dengan nama anak.

Saya pernah mendengar bahwa salah satu hak anak itu mendapatkan nama yang baik dari orang tuanya. Nama juga katanya akan meningkatkan rasa percaya diri pada anak.

Mohon penjelasannya. Terima kasih untuk jawabannya.

Wassalamualaikum Wr Wb.

IW-0812XXXXXXX

Jawaban :

Oleh: Dra. (Psi) Zulia Ilmawati

Wa’alaikumsalam Wr.Wb.

Ibu IW yang baik,

Seperti yang pernah Anda dengar, bahwa salah satu hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tuanya adalah mendapatkan nama yang baik. Abul Hasan meriwayatkan bahwa suatu hari seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW:

“Ya Rasulullah, apakah hak anakku terhadapku?’. Nabi menjawab: “Engkau baguskan nama dan pendidikannya, kemudian engkau tempatkan di di tempat yang baik”.

“Baguskan namamu, karena dengan nama itu kamu akan dipanggil pada hari kiamat nanti”, kata Rasulullah. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Hiban)

Ibu IW yang baik,

Nama di dalam Islam tidak hanya berfungsi untuk membedakan satu anak dengan anak yang lainnya. Pada sebuah nama, ada cita-cita dan harapan orang tua yang ingin disematkan pada si anak. Nama adalah penting, karena nama dapat menunjukkan identitas keluarga, bangsa, bahkan aqidah.

Secara psikologis, nama juga akan berpengaruh pada konsep diri seseorang, dan meningkatnya kepercayaan dirinya.

Secara tidak sadar, seseorang akan didorong untuk memenuhi citra yang terkandung dalam namanya.

Teori labelling (penamaan) menjelaskan kemungkinan seseorang menjadi jahat karena masyarakat menamainya sebagai penjahat.

Memang boleh jadi orang akan berperilaku yang bertentangan dengan namanya, tetapi nama itu akan meresahkan batinnya. Ia boleh jadi akan mengubah namanya atau perilakunya.

Ibu IW yang baik,

keinginan orang tua untuk memberikan nama yang baik pada anaknya tentu harus disertai dengan mamahami makna nama tersebut. Nama yang berbau Arab belum tentu tepat kalau tidak mengerti maksudnya, malahan bisa salah dan tidak punya makna.

Ada beberapa hal yang tidak diperbolehkan dalam memberikan nama pada nak. Syeikh Abdullah Nashih Ulawan, dalam bukunya Tarbiyatul Aulad fil Islam, mengemukakan beberapa acuan dalam menamai anak.

Pertama, nama-anama yang khusus untuk Allah karena sifatnya yang mutlak, seperti Ar-Rahiim, Al-Khaliq, dan sebagainya; tidak diperkenankan bagi orang tua untuk menamai anak-anaknya dengan nama-nama khusus untuk Allah, kecuali dengan menunjukkan secara jelas kedudukannya sebagai hamba Allah.

Jika nama-nama khusus untuk Allah tidak diperbolehkan, nama yang menunjukkan kedudukan sebagai hamba justru disukai. Misalnya Abdullah atau Abdurrahman.

“Sesungguhnya nama-nama kalian yang paling disukai oleh Allah Yang Maha-perkasa Lagi Mahaagung adalah Abdullah dan Abdurrahman.” (HR. Muslim)

Kedua, tidak boleh menggunakan nama yang menunjukkan ketundukan kepada selain Allah, seperti misalnya Abdul Uzza, Abdun Nabi, dan sebagainya.

Ketiga, menjauhi nama-nama yang maknanya terlalu optimistik. Termasuk nama optimistik adalah Najieh, Nafi’, maupun Aflah.

“Janganlah kamu memberi nama kepada anak laki-lakimu dengan nama Yassar, Rabaah, Najaah, dan juga Alfah…” (HR. Muslim)

Keempat, jangan pernag memberi nama dengan nama yang mempunyai makna mudah lekang, lekas sirna, serta nama-nama yang dapat melemahkan jiwa anak. Hal ini dimaksudkan agar umat Islam memiliki kepribadian khas yang kuat, berbeda dengan umat yang lain.

Beigtu pun pentingnya sebuah nama dalam Islam, sehingga orang tua perlu berhati-hati dalam menmberikan nama pada anaknya. []

About Author

Comment here