Balita

Memahami Anak Usia Dini

Oleh: Dra. (Psi.) Zulia Ilmawati

Anak usia dini memiliki potensi yang luar biasa. Saat itu otak tumbuh pesat dan siap diisi dengan berbagai informasi dan pengalaman. Penelitian menunjukkan anak usia dini adalah masa windows of opportunity. Pada masa ini, otak anak bagaikan spons yang dapat menyerap cairan. Agar dapat menyerap, spons tersebut tentunya harus ditempatkan dalam air. Air inilah yang diumpamakan sebagai pengalaman. Di sinilah letak peranan orangtua yang bertugas memberikan pengalaman kepada anak-anak dan mengenalkan mereka pada aktivitas yang diminatinya.

Jika sejak bayi, anak sudah distimulasi dengan berbagai rangsangan, otak kecilnya pun akan menyerap. Sebagai contoh, kemampuan bicara anak, jika tidak sering dirangsang, maka anak akan mengalami keterlambatan berbicara. Namun, jika anak intens diajak berbicara, maka, kemampuan verbalnya pun akan terstimulasi dengan baik.

Hasil penelitian tentang perkembangan intelektual anak menunjukkan bahwa pada usia 4 tahun anak sudah mencapai separuh dari kemampuan intelektualnya, dan pada umur 8 tahun akan mencapai 80 %.

Setelah umur 8 tahun, kemampuan intelektualnya hanya dapat diubah sebanyak 20%. Selama 4 tahun pertama dari kehidupannya, perkembangan intelektual anak sama banyaknya dengan perkembangan selama 13 tahun berikut. Karena itu, menggali dan mengembangkan potensi mereka sejak dini memenjadi sangat penting.

Banyak ahli yang mengatakan bahwa kapasitas belajar anak yang terbentuk dalam masa ini akan menjadi landasan bagi semua proses belajar di masa depan. Orang dewasa yang tetap bisa belajar dengan mudah umumnya adalah mereka yang dari sejak kecil terbiasa menggunakan otaknya untuk belajar. Mereka yang cabang-cabang otaknya lebih banyak karena sering dipakai belajar sewaktu kecil, ternyata punya respon yang lebih bagus, inisiatif yang lebih cepat, daya tangkap dan ketelitian yang lebih bagus. Selain itu, motivasinya untuk maju juga berbeda.

Keberhasilan suatu pendidikan sering dikaitkan dengan sejauhmana orang tua memahami anak sebagai individu yang unik, dimana setiap anak memiliki potensi (keahlian) yang berbeda namun saling melengkapi dan berharga. Potensi yang dimaksud disini adalah hal-hal spesifik yang apa pada diri anak, yang nampak lebih jika dibandingkan dengan anak seusianya. Selain anak adalah individu yang unik, mereka adalah tetap anak anak, yang masih terus tumbuh dan berkembang.

Anak-anak pada dasarnya kreatif, mereka mempunyai ciri-ciri individu yang misalnya rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, dan memiliki imajinasi yang tinggi. Pengalaman konkret adalah yang dibutuhkan anak dalam usia ini. Untuk itu, sejak dalam kandungan, ibu dapat melakukan berbagai hal yang dapat menstimulasi perkembangan otak bayi.

Di antaranya dengan membacakan cerita, ayat-ayat Al-Qur’an atau sekadar mengajak bayi mengobrol. Penelitian menunjukkan otak bayi dalam kandungan dapat merespons kondisi di luar, telinga bayi tersebut dapat mendegar apa yang ibu katakan. Munculnya potensi (kemampuan) anak memang tergantung pada rangsangan yang diberikan orangtua, maka merupakan kewajiban orangtua untuk menggali sekaligus mengembangkan potensi anak sejak dini. Makin dini anak menerima stimulasi, akan semakin baik. Bersiaplah menjadi orang tua terbaik buat anak. Wallahu a’lam bishshowab

 

About Author

Comment here